Analisa Strategi Pemasaran Electronic Word of Mouth (E-Wom) Film “Agak Laen” dalam Menarik Minat Penonton
Main Article Content
Abstract
Industri perfilman mengalami dampak signifikan dari pandemi, terutama pada sisi produksi dan pertunjukan di bioskop. Namun, sejak kebangkitan yang dipicu oleh "Petualangan Sherina" pada tahun 2000 oleh Riri Riza dan Mira Lesmana, banyak sineas muda bermunculan dengan karya-karya inovatif. Joko Anwar dengan "Pengabdi Setan", Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dengan film-film nasionalis, serta terbaru adalah Ernest Prakarsa dan Muhadly Acho yang mengambil langkah dari komedi stand-up ke dunia perfilman. Film mereka, "Agak Laen", sebuah komedi horor, telah mencetak rekor dengan 8 juta penonton, menunjukkan kekuatan besar dari kombinasi horor dan komedi. Film ini, yang diperankan oleh empat komika sekaligus podcaster—Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion Rajagukguk—menceritakan tentang upaya mereka mengelola rumah hantu untuk bertahan hidup. Pendekatan pemasaran yang digunakan sangat mengandalkan E-WOM (Electronic Word of Mouth), menunjukkan pentingnya omongan digital dalam menarik minat penonton. Penelitian ini mengeksplorasi strategi pemasaran tersebut melalui studi kasus yang bersifat deskriptif, memperlihatkan bagaimana kekuatan sosial media dan hubungan personal antar pemain yang sudah berteman dekat menjadi aset penting dalam pemasaran film. Strategi ini tidak hanya menghasilkan angka penonton yang fantastis tapi juga membuka wawasan baru dalam pemasaran film, khususnya dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di era digital.
Downloads
Article Details
Abstract views: 374 / PDF downloads: 555